Selasa, 10 Januari 2012

Merpati si pembawa informasi yang tangguh

Merpati pembawa informasi

Konon katanya, nama Merpati Air Line – sebuah nama perusahaan penerbangan nasional – diilhami nama unggas yag bernama ‘merpati’. Benar atau salah, sulit dipungkiri.
Merpati adalah salah satu jenis unggas sebesar ayam kate. Sepintas jinak tetapi sangat gesit. Sampai-sampai ada pepatah ’jinak-jinak merpati’, yang maksud sebenarnya sulit di tangkap atau didekati tapi suka meledek, seakan mudah di didekati. Kehebatan burung ini bukan hanya di bajak Merpati Air Line saja, tapi digunakan oleh banyak kalangan bahkan dibuat sebagai simbol.

Mungkin karena berharap menyamai kegesitan burung ini, sebuah latihan gerak dan olah nafas Pencak Silat menamakan diri ’Merpati Putih’. Merpati juga menjadi simbol perdamaian dan makhluk surga. Tentu tak kalah populernya dengan nama merpati ada yang menyebutnya ’burung dara’. Bagaimana kisahnya ’merpati’ dilambangkan sebagai ’dara’, entahlah. Tapi burung dara muda cukup banyak penggemarnya ketika sudah menjadi menu makanan seperti ayam goreng di warung-warung tenda kaki lima hingga restoran papan atas.
Informasi tentang ketrampilan terbang burung merpati tak diragukan. Ada jenis merpati yang punya kelebihan dalam hal kecepatannya terbang. Konon tercatat kecepatan merpati bisa mencapai 149 KM/jam. Sampai-sampai menjadikan terbentuknya komunitas ’balap merpati’. Bahkan tidak jarang menjadikannya sebagai arena perjudian. Ada yang kemahirannya terbang tinggi kemudian tiba-tiba menukik bak pesawat jet tempur. Kelebihan lain yang dimiliki merpati adalah dapat mengingat jalan pulang ketika dilepas di tempat yang sangat jauh dan belum dikenalnya sekalipun. Kelebihan inilah yang dimanfaatkan orang menjadikannya merpati sebagai pengantar surat, yang kemudian di beri gelar ’merpati pos’. Merpati pos dapat kembali pulang dalam sehari menempuh jarak 1100KM. Ini membuktikan kelebihannya berkemampuan bertahan terbang bila dibandingkan dengan merpati jenis lain.
Konon di Eropa saat Perang Dunia I maupun II, merpati pos memegang peranan penting. Di Indonesia, merpati pos juga dimanfaatkan selama Revolusi Fisik tahun 1945 sampai 1949. Ketika itu pesawat radio memang sudah ada. Tetapi informasi rahasia yang disampaikan melalui radio akan mudah diketahui oleh pihak lawan. Sementara jaringan telepon belum seluas sekarang. Apalagi telepon genggam (HP) belum terbayangkan. Karenanya, burung merpati pos menjadi sangat populer untuk menyampaikan informasi dalam bentuk pesan singkat tetapi rahasia. Memang merpati pos bukan pengantar surat. Jadi dia tidak mungkin diminta untuk mengantar surat ke tempat tertentu sekehendak pemiliknya. Yang bisa dilakukannya hanyalah membawa surat dari tempat dari manapun kembali ke rumahnya. Berapa pun jauhnya dari rumah, merpati itu selalu bisa menemukan jalan ke rumahnya, dan tentu saja dengan pesan yang dibawanya.
Konon, para peneliti juga melakukan penelitian terhadap kelebihan burung ini dari burung-burung lainnya. Ilmuwan Prancis di jurnal Animal Cognition mengungkapkan, merpati menghindari manusia yang mengejar-ngejarnya. Bahkan saat baju kedua manusia ini saling ditukar, burung ini tetap mampu membedakan manusia ini menggunakan karakteristik individualnya. Merpati perkotaan bahkan mampu mengidentifkasi manusia yang ingin memberi mereka makan atau sekadar mencoba mengejar-ngejarnya.
 “Merpati bisa cepat belajar dari interaksi dengan manusia untuk memaksimalkan keuntungan dari lingkungan perkotaan,” tutur ilmuwan tersebut.
. Pada tahun 1998, para peneliti menemukan bahwa monyet rhesus tidak hanya bisa belajar menghitung sampai angka empat, tapi juga paham aturan-aturan numerik dan menerapkannya pada angka-angka yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Kemampuan itu memungkinkan monyet rhesus menghitung sampai angka sembilan tanpa latihan tambahan.

Berbekal temuan itu, sejumlah psikolog dari University of Otago, Selandia Baru, melakukan penelitian apakah merpati --jenis hewan lain yang juga dilatih menghitung-- memiliki kemampuan numerik mirip monyet rhesus.
"Merpati adalah subyek sempurna untuk tugas visual, karena penglihatan mereka benar-benar baik dan mereka benar-benar mudah dilatih," kata psikolog Scarf Damian, penulis utama dari penelitian tersebut. Penelitian Scarf dan rekan-rekannya ini dipublikasikan dalam jurnal Science

.Menurut Scarf, merpati dapat dilatih dalam hampir semua tugas yang juga diberikan kepada monyet rhesus.
"Penemuan kami menambah bukti bahwa merpati merupakan salah satu spesies burung yang memiliki kemampuan mental hebat," kata Scarf, seperti dikutip Physorg, Kamis (22/12/2011).

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, Kamis (22/12/2011), juga memberi bukti bahwa bangsa burung tak kalah cerdas dengan primata.
Merpati memang burung hebat. Makanya tidak mengherankan kalau di China ada merpati yang berharga hingga milyaran rupiah

Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.